Pembacaan Ayat: Mazmur 119:9
Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.
Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang penuh dengan berbagai pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan mereka kelak.
Disaat
remajalah proses menjadi manusia dewasa berlangsung. Pengalaman manis, pahit,
sedih, gembira, lucu bahkan menyakitkan mungkin akan dialami dalam rangka
mencari jati diri. Sayangnya, banyak diantara mereka yang tidak sadar bahwa
beberapa pengalaman yang tampaknya menyenangkan justru dapat menjerumuskan.
Rasa ingin tahu dari para remaja kadang-kadang kurang disertai pertimbangan
rasional akan akibat lanjut dari suatu perbuatan.
Daya
tarik persahabatan antar kelompok, rasa ingin dianggap sebagai manusia dewasa,
kaburnya nilai-nilai moral yang dianut, kurangnya kontrol dari pihak yang lebih
tua (dalam hal ini orang tua), berkembangnya naruli seks akibat matangnya
alat-alat kelamin sekunder, ditambah kurangnya informasi mengenai seks dari
sekolah/lembaga formal serta bertubi-tubinya berbagai informasi seks dari media
massa yang tidak sesuai dengan norma yang dianut menyebabkan
keputusan-keputusan yang diambil mengenai masalah cinta dan seks begitu
kompleks dan menimbulkan gesekan-gesekan dengan orang tua ataupun lingkungan
keluarganya.
1.
Pendahuluan
Berbagai kota
besar amat menjanjikan kemudahan bagi para kaum mudanya. Diskotik, pusat
perbelanjaan, pusat-pusat hiburan merupakan ajang pertemuan kaum muda dengan
segala pernak-perniknya. Kehidupan yang penuh gejolak ini seringkali membuat
kaum muda kepada “perilaku seks bebas” bahkan “menyimpang“.
Cinta dan seks merupakan salah satu problem terbesar
dari remaja dimanapun didunia ini. Kehamilan remaja, pengguguran kandungan,
terputusnya sekolah, perkawinan usia muda, perceraian, penyakit kelamin,
penyalahgunaan obat, merupakan akibat buruk petualangan cinta dan seks yang
salah disaat remaja. Tidak jarang masa depan mereka yang penuh harapan hancur
berantakan karena masalah cinta dan seks.
2.
Upaya Mengenal Kehidupan Remaja
Akibat matangnya alat kelamin sekunder maka di usia 13
– 15 tahun pada pria dan di usia 12 -14 tahun pada wanita, terjadi perubahan
fisik dan emosi. Mereka masuk ke dalam suatu masa yaitu masa pubertas. Masa ini
dikenal sebagai masa peralihan dari masa anak-anak menjadi dewasa muda. Salah
satu perubahan terpenting dengan matangnya alat kelamin sekunder tadi mereka
mulai tertarik kepada lawan jenisnya. Kenikmatan tentang cinta dan seks yang
ditawarkan oleh berbagai informasi, baik berupa majalah, tayangan telenovela,
film, internet yang mengakibatkan fantasi-fantasi seks mereka berkembang dengan
cepat, dan bagi mereka yang tidak dibekali dengan nilai moral dan agama yang
kukuh, fantasi-fantasi seks tersebut ingin disalurkan dan dibuktikan melalui
perilaku seks bebas maupun perilaku seks pranikah saat mereka pacaran.
Disinilah titik rawannya. Gairah seks yang memuncak pada pria terjadi pada usia
18-20 tahun, padahal diusia tersebut mereka masih bersekolah/kuliah sehingga
tidak mungkin melakukan pernikahan. Akibatnya mereka menyalurkan gairah seks
mereka yang tingi dengan melakukan onani ataupun seks pranikah. Penyaluran
melalui onani sebenarnya merupakan penyaluran seks yang sehat sebatas tidak
berlebihan, namun disayangkan mitos-mitos yang berkembang di masyarakat begitu
menakutkan sehingga kaum muda sering dipojokkan, terutama dengan perasaan dosa
saat melakukan onani. Untuk itu pendidikan seks bagi para siswa SMP dan SMA
sebaiknya diberikan agar mereka sadar bagaimana menjaga agar organ-organ
reproduksinya tetap sehat.
3.
Berpacaran yang Sehat dan Bebas Aids
Adalah sesuatu yang mustahil, melarang remaja untuk
melakukan interaksi dengan lawan jenisnya. Proses interaksi yang lebih lanjut
yang diwujudkan dengan berpacaran merupakan hal yang wajar dan baik bagi
pengembangan aspek kematangan emosional remaja itu sendiri. Namun, harus ada
rambu-rambu yang dipasang agar tidak terjadi berpacaran yang berlebihan,
apalagi sampai melakukan hubungan seksual dan terjadi kehamilan yang tidak
diinginkan dan pada akhirnya mengambil jalan pintas dengan menggugurkan
kandungan. Untuk itu hal-hal di bawah ini perlu mendapatkan perhatian:
- Hati – hati berpacaran
Setelah melalui fase “ketertarikan” maka mulailah pada
fase saling mengenal lebih jauh alias berpacaran. Saat ini adalah saat paling
tepat untuk mengenal pribadi dari masing-masing pasangan. Sayangnya, tujuan
untuk mengenal pribadi lebih dekat, sering disertai aktivitas seksual yang
berlebihan. Makna pengenalan pribadi berubah menjadi pelampiasan hawa nafsu
dari masing-masing pasangan. Ungkapan kasih sayang tidak seharusnya diwujudkan
dalam bentuk aktivitas seksual. Saling memberi perhatian, merancang cita-cita
serta membuka diri terhadap kekurangan masing-masing merupakan bagian penting
dalam masa berpacaran. Aktivitas fisik seperti saling menyentuh, mengungkapkan
perasaan kasih sayang, ciuman kasih sayang adalah hal tidak terlalu penting,
namun sering dianggap sebagai bagian yang indah dari masa berpacaran. Pada
batas-batas tertentu hal ini dapat diterima, namun lebih dari aktivitas
tersebut, apalagi pada hal-hal yang menjurus pada hubungan seksual tidak dapat
diterima oleh norma yang kita anut. Karena justru aktivitas seksual akan
mengotori makna dari pacaran itu sendiri.
- “No Seks”
Katakan “tidak”, jika pasangan menghendaki aktivitas
berpacaran melebihi batas. Terutama bagi remaja putri permintaan seks sebagai
“bukti cinta”, jangan dipenuhi, karena yang paling rugi adalah pihak wanita.
Ingat, sekali wanita kehilangan kegadisannya, seumur hidup ia akan menderita,
karena norma yang dianut dalam masyarakat kita masih tetap mengagungkan
kesucian. Berbeda dengan wanita, keperjakaan pria tidak pernah bisa dibuktikan,
sementara dengan pemeriksaan dokter kandungan dapat ditentukan apakah seorang
gadis masih utuh selaput daranya atau tidak.
- “Rem Keimanan”
Iman, merupakan rem paling pakem dalam berpacaran.
Justru penilaian kepribadian pasangan dapat dinilai saat berpacaran. Mereka
yang menuntut hal-hal yang melanggar norma-norma yang dianut, tentunya tidak
dapat diharapkan menjadi pasangan yang baik. Seandainya iapun menjadi suami
atau istri kelak tentunya keinginan untuk melanggar norma-norma pun selalu ada.
Untuk itu, “Say Good Bye” sajalah…! Masih banyak kok pria dan wanita yang
mempunyai iman dan moral yang baik yang kelak dapat membantu keluarga bahagia.
- Bahaya Kehamilan di Usia Muda
Kehamilan terjadi jika terjadi pertemuan sel telur
pihak wanita dan spermatozoa pihak pria. Dan hal itu biasanya didahului oleh
hubungan seks. Kehamilan pada remaja sering disebabkan ketidaktahuan dan tidak
sadarnya remaja terhadap proses kehamilan. Bahaya kehamilan pada remaja:
Hancurnya masa depan remaja tersebut.
·
Remaja wanita
yang terlanjur hamil akan mengalami kesulitan selama kehamilan karena jiwa dan
fisiknya belum siap.
·
Pasangan
pengantin remaja, sebagian besar diakhiri oleh perceraian (umumnya karena
terpaksa kawin karena nafsu, bukan karena cinta).
·
Pasangan
pengantin remaja sering menjadi cemoohan lingkungan sekitarnya.
·
Remaja wanita
yang berusaha menggugurkan kandungan pada tenaga non medis (dukun, tenaga tradisional)
sering mengalami kematian strategis.
·
Pengguguran
kandungan oleh tenaga medis dilarang oleh undang-undang, kecuali indikasi medis
(misalnya si ibu sakit jantung berat, sehingga kalau ia meneruskan kehamilan
dapat timbul kematian). Baik yang meminta, pelakunya maupun yang mengantar
dapat dihukum.
·
Bayi yang
dilahirkan dari perkawinan remaja, sering mengalami gangguan kejiwaan saat ia
dewasa.
·
Disamping
terjadinya kehamilan yang tidak dikehendaki, seks yang dilakukan sebelum
menikah akan mengandung berbagai masalah antara lain tuntutan suami akan
keperawanan, berbagai penyakit kelamin (termasuk AIDS), stress berkepanjangan,
kemandulan (karena infeksi) dan lain-lain.
- Kiat Sadar Diri
Yang sering terjadi adalah pasangan lepas kendali
karena terbuai aktivitas berpacaran. untuk itu beberapa tips agar tidak
terbuai:
·
Niatkan bahwa
tujuan berpacaran adalah untuk saling mengenal lebih dekat.
·
Hindari tempat
yang terlalu sepi atau tempat yang mengandung aktivitas seksual.
·
Hindari makan
makanan yang merangsang sebelum/selama pacaran.
·
Hindari
bacaan/film porno yang merangsang sebelum/selama pacaran.
·
Jangan dituruti
kalau pasangan menuntut aktivitas pacaran yang berlebihan, sambil mengingatkan
bahwa hal itu akan mengotori tujuan dari berpacaran.
Oleh karena itu bahwa gaya pacaran yang sehat merupakan sesuatu
yang perlu diperhatikan agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Gaya pacaran yang sehat
mencakup berbagai unsur yaitu sebagai berikut:
·
Sehat Fisik.
Tidak ada kekerasan dalam berpacaran. Dilarang saling
memukul, menampar ataupun menendang.
·
Sehat Emosional.
Hubungan terjalin dengan baik dan nyaman, saling
pengertian dan keterbukaan. Harus mengenali emosi diri sendiri dan emosi orang
lain. Harus mampu mengungkapkan dan mengendalikan emosi dengan baik.
·
Sehat Sosial.
Pacaran tidak mengikat, maksudnya hubungan sosial
dengan yang lain harus tetap dijaga agar tidak merasa asing di lingkungan
sendiri. Tidak baik apabila seharian penuh bersama dengan pacar.
·
Sehat Seksual.
Dalam berpacaran kita harus saling menjaga, yaitu
tidak melakukan hal-hal yang beresiko. Jangan sampai melakukan
aktivitas-aktivitas yang beresiko, apalagi melakukan hubungan seks.
4.
Pengaruh Perilaku Seks Bebas pada Intelektualitas
Pusat aktifitas seks adanya di otak, yaitu bagian di otak
yang bernama “Hypotalamus” (batang otak). Hypotalamus yang mengatur gairah seks
(libido), keinginan seks (motivasi), sementara otak besar mengatur fantasi seks
dan pengalaman seks. Adanya rangsangan seks yang datang melalui panca indera
(penglihatan, penciuman, dan sentuhan) masuk ke dalam otak dan melalui susunan
saraf yang kompleks, melalui tulang belakang, menimbulkan ereksi, maupun
pembasahan vagina (lubrikasi).
Semakin ditundanya usia perkawinan oleh karena
berbagai sebab (kemampuan sosio-ekonomi, pendidikan, dll), mengakibatkan
penyaluran seks yang sehat dan alamiah terganggu, sementara sebagai media
menyajikan bermacam bentuk pornografi yang merangsang gairah dan keinginan seks
kaum muda. Mereka yang tahu akan bahaya seks pranikah menyalurkannya melalui
masturbasi, sementara yang lain melakukan berbagai tingkatan aktivitas seks,
mulai dari bercumbu sampai melakukan hubungan seks.
Makin banyak seseorang melakukan fantasi seks makin
cenderung untuk melakukan aktifitas seks, sementara perasaan berdosa,
mitos-mitos yang menakutkan, kehamilan yang tidak diinginkan, berbagai penyakit
kelamin menghantui mereka. Akibatnya sering terjadi konflik di dalam jiwa
mereka dan tentunya keadaan ini dapat mengganggu perkembangan
intelektualitasnya.
Pendidikan seks yang benar dan disesuaikan dengan
kondisi masyarakat kita dapat mengurangi konflik dan mitos-mitos yang salah
yang selama ini berkembang dalam masyarakat kita, sehingga dapat meningkatkan
kemampuan intelektualitas seseorang.
1 Timotius 4:12, Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
1 Timotius 4:12, Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar