Sebelum sepasang kekasih mengambil keputusan untuk
menikah, pada umumnya mereka akan melewati masa pacaran dan atau tunangan. Pada
masa pacaran, ada banyak hal yang perlu kita waspadai dan perhatikan.
Dalam
hal ini perlunya menghadirkan Bimbingan Alkitabiah tentang memilih pasangan
hidup dan kiat-kiat merawat hubungan hingga menuju pernikahan.
Bahan
Kajian : Kejadian 24:1-67
Berikut
ini adalah asas-asas pemilihan pasangan hidup yang bisa kita ambil dari
Kejadian 24:1-67.
1. Kehendak Allah
Langkah pertama yang dilakukan dalam pemilihan
pasangan ialah menyerahkan seluruhnya kepada Tuhan. Jangan menyerahkan
setengah-setengah, tetapi seluruhnya. Allahlah yang empunya segala sesuatu,
termasuk memilih pasangan hidup. Bila hal ini tidak dilakukan sesuai kehendak
Allah, tidak mungkin berakhir dengan baik. Kehendak Allah haruslah menjadi asas
yang paling utama dalam memilih calon istri/suami. Asas ini harus melebihi asas
lainnya, termasuk alasan cinta.
Pertanyaannya, bagaimanakah kita dapat menerapkan asas kehendak Tuhan di dalam memilih pasangan?
a. Pertama, kita
harus memahami bahwa kita adalah manusia yang berdosa (Roma 3:10). Dosa (1
Yohanes 3:4) telah menimbulkan jurang pemisah antara kita dengan Allah. Puji
Tuhan, jurang pemisah itu telah dijembatani oleh pengorbanan Yesus di kayu
salib.
b. Kedua, kita harus percaya kepada Tuhan Yesus sebagai
Anak Tunggal Bapa yang turun ke dalam dunia, untuk menebus dan menyelamatkan
umat manusia dari belenggu dosa (Yohanes 3:16).
c. Ketiga, kita
harus bertobat dari segala dosa -- mengakui segala dosa yang meliputi pikiran,
perkataan, perbuatan, dan keinginan yang bertentangan dengan hukum Allah dan
bertekad untuk tidak mengulanginya lagi.
Selanjutnya, pelihara, perdalam, dan kembangkan
hubungan kita dengan Tuhan dengan mempelajari firman Allah. Namun, jangan
mempelajari firman Allah untuk menguasainya, tetapi sebaliknya izinkan firman
itu menguasai kita dan menjadi dasar, jalan, dan tujuan hidup kita. Jika
hubungan kita dengan Tuhan berkembang seperti ini, maka kita akan lebih mudah
memahami petunjuk untuk mengetahui dan memahami kehendak Allah di dalam
kehidupan kita.
2. Kesamaan
Wawasan Hidup
Wawasan hidup merupakan keseluruhan nilai-nilai yang
mengatur, mengendalikan, dan mengarahkan kehidupan manusia. Tentu saja, wawasan
hidup Kristen harus memuat nilai-nilai kekristenan yang ditumbuhkan dan
dikembangkan melalui pengetahuan dan pengalaman kristiani. Jadi, kita harus
memilikinya terlebih dulu dan mencari pasangan yang memiliki kesamaan wawasan
dengan kita.
Anak-anak muda yang memiliki nilai-nilai kekristenan yang kuat, tidak akan ragu untuk memilih pasangan yang sesuai dengan kehendak Allah. Saya mengenal beberapa anak muda yang begitu aktif dalam kegiatan-kegiatan dan pelayanan gereja, tetapi begitu mudah tertarik dan jatuh cinta kepada orang yang tidak sewawasan, bahkan berbeda iman. Penyebab utamanya ialah karena nilai-nilai kekristenan mereka masih terlalu dangkal, belum dihayati, dan belum berakar. Bila nilai-nilai itu kuat, mereka tidak akan pernah ditundukkan oleh orang lain.
Oleh sebab itu, gali dan perdalam pengetahuan tentang
firman Tuhan. Cari dan pilihlah pengalaman-pengalaman yang mendukung
pertumbuhan dan pengembangan kekristenan, supaya Roh Kudus selalu mengawali
hidup dan memampukan kita untuk memenangkan setiap pergumulan dalam hidup ini.
3. Hubungan Kekerabatan
Yang dimaksud dengan hubungan kekerabatan adalah
hubungan antara anak-orang tua dan kakak-adik. Hubungan ini sangatlah penting
dan tidak dapat ditinggalkan. Pemilihan pasangan hidup hendaknya mendapatkan
persetujuan dan restu dari orang tua dan dukungan dari saudara-saudara.
Keluarga yang dibentuk sebagai muara dari proses pemilihan pasangan hidup adalah suatu lembaga pewarisan nilai-nilai hidup yang paling kuat. Pewarisan nilai-nilai itu ditentukan olah kualitas hubungan kekerabatan. Makin kuat ikatan kekerabatan, makin muluslah kelangsungan pewarisan itu, dan kemulusan pewarisan itu akan memperkuat nilai-nilai kekristenan.
4.
Ketepatan Waktu
Dalam menyatakan pilihan pasangan hidup, kita tidak
boleh tergesa-gesa. Ruang dan waktu perlu disediakan untuk mendengarkan suara
Tuhan, agar pemilihan tidak akan menyimpang dari kehendak Tuhan. Kesabaran
dibutuhkan supaya setiap langkah yang diambil dapat dijalankan tepat pada
waktunya, termasuk langkah menyatakan pilihan itu.
5.
Moralitas
" ... seorang perawan, belum pernah bersetubuh
dengan laki-laki" (Kejadian 24:16). Ayat ini memancarkan asas moralitas,
yaitu menjaga dan memelihara keperawanan sebelum menikah. Perkawinan adalah
rancangan Allah sendiri. Karena itu, kesuciannya haruslah dipelihara dan dijaga
jangan sampai ternoda oleh hubungan-hubungan antara mereka yang bersangkutan
yang melampaui batas yang diperkenankan oleh moral.
6. Kecantikan
Tidak disangkali bahwa setiap orang tertarik kepada
kecantikan fisik. Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang artistik, suka
akan keindahan, termasuk kecantikan. Tidaklah heran jika ada orang yang sangat
mendambakan, bahkan memberhalakan kecantikan. Kecantikan di dalam asas ini
lebih mengarah pada ketertarikan dan kecocokan. Jadi, pilihlah orang yang
menarik dan cocok dengan Anda, yang saat berada di dekatnya Anda merasa
gembira, senang, dan puas. Akan tetapi, kecantikan tidak ditentukan oleh
sifat-sifat jasmaniah saja, tetapi juga sifat-sifat batiniah (watak, sikap, dan
tingkah laku) dan nilai-nilai lainnya yang terbentuk melalui pengetahuan yang
dipelajari dan pengalaman yang dialami. Kecantikan itu adalah keseluruhan
sifat-sifat yang baik dan luhur yang terkandung dalam pribadi seseorang, yang
menimbulkan daya tarik dan rasa cocok, serta merangsang rasa gembira, senang,
dan puas. Memilih pasangan hidup tidaklah memilih tubuhnya, melainkan memilih
pribadinya, pribadi yang berkenan kepada Tuhan.
7. Upaya yang Suci
Allah tidak hanya merancangkan pernikahan, tetapi Dia
juga turut menjaga terlaksananya pemilihan calon istri yang tepat. Dengan
perkataan lain Allah turut berperan dalam proses pemilihan calon pasangan hidup
dan menghasilkan upaya yang suci. Allah itu suci, karenanya segala yang
disentuhnya menjadi suci.
Mengingat akan peranan Allah ini, maka selayaknyalah manusia mengimbanginya dengan berdoa secara terus-menerus. Hamba Abraham dalam tugasnya memilihkan calon istri bagi Ishak, tercatat tiga kali berdoa kepada Tuhan Allah. Jadi, berdoalah setiap waktu agar kita selalu ingat akan kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita. Berdoalah untuk setiap kegiatan, setiap rencana, dan cita-cita supaya Allah turut berperan dan memberkati setiap upaya itu. Berdoalah pada saat kita sedang mencari pasangan hidup, berdoalah pada saat kita menemukan pasangan yang cocok, dan berdoalah untuk kesempatan berkasih sayang dengan pasangan kita, berdoalah untuk semua kenikmatan dan kemesraan yang dikaruniakan Allah kepada kita dan pasangan kita, berdoalah pada saat Allah menuntun kita memasuki ikatan perkawinan yang kudus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar