ALLAH Adalah KASIH
Surat Yohanes menulis:
“Saudara-saudaraku
yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari
Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.
Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah
kasih.”
(1 Yohanes
4:7,8)
“Allah adalah kasih, dan barangsiapa
tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam
dia.” (1 Yohanes 4:16)
Pernyataan
bahwa Allah Adalah Kasih memberi pengertian kepada kita bahwa:
·
Allah itu sumber
kasih.
·
Allah tidak dapat
dipisahkan dengan sifat dasarnya yaitu kasih.
·
Barangsiapa
mengasihi ia memiliki tabiat Allah.
·
Allah itu limpah
dengan kasih.
Allah
yang limpah dengan kasih memberi pengertian kepada kita bahwa:
·
Allah itu penuh
dengan belas kasihan.
·
Seluruh karya
Allah bernuansa kasih.
·
Mustahil Allah
membenci.
·
Mustahil Allah
tidak mengasihi.
·
Mustahil Allah
tidak mengampuni.
·
Kasih Allah
terwujud dalam lima
karya-Nya, yaitu mencipta, memelihara, memerintah, menyelamatkan dan membaharui.
1.
MENCIPTA ADALAH KASIH
Allah menciptakan dua alam yang berbeda, yaitu alam
yang kelihatan dan alam yang tidak kelihatan. Alam yang kelihatan adalah kosmos
atau jagad raya, yaitu dunia yang kita tempati ini, sedangkan alam yang tidak
kelihatan adalah alam roh. Misalnya malaikat, sorga dan neraka.
Firman-Nya
berkata: “Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama
dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala
sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak
kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa;
segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.”(Kolose 1:15-16)
Penciptaan alam semesta ini berpusat pada manusia.
Allah mengasihi manusia dengan dua cara. Pertama, Allah menciptakan manusia
menurut gambar-Nya sendiri. Sebagai gambar Allah manusia memiliki karakter
seperti Allah dan karenanya manusia layak menerima kasih Allah. Kedua, Allah
menganugerahkan segala sesuatu kepada manusia untuk ditaklukkan dan dikuasai.
Secara abadi Allah tidak hanya menciptakan manusia menurut gambar-Nya sendiri
dan menganugerahkan kepadanya segala-sesuatu, melainkan Allah juga menyediakan
kehidupan kekal.
2.
MEMELIHARA ADALAH KASIH
Allah tidak membiarkan apa yang telah diciptakan-Nya,
tetapi memeliharanya. Allah mempercayakan kepada manusia untuk memelihara
seluruh alam ini, tetapi manusia sendiri dipelihara oleh Allah. Secara jelas
pemeliharaan Allah itu dapat kita lihat bagaimana Allah memperhatikan umat Israel.
Bermula dari pemanggilan Abram, meluputkan Abraham dari bencana kelaparan
dengan memerintahkannya supaya mengungsi ke Mesir, melepaskan umat Israel dari
perbudakan di Mesir, menuntun umat Israel kembali ke Tanah Perjanjian, memberi
makan umat Israel di padang gurun selama 40 tahun, melindungi dari serangan
musuh dan kesulitan alam, dsb. Semuanya itu dilakukukan oleh karena Allah
mengasihi umat-Nya.
Perhatikanlah
firman-Nya ini: "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu,
akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan
tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari
pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah
burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak
mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga.
Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Jadi jika demikian Allah
mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada besok dibuang ke dalam api,
tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?”
(Matius 6:25,26,30)
3.
MEMERINTAH ADALAH KASIH
Sejak menciptakan alam ini Allah tidak tinggal diam.
Allah tidak membiarkan alam ini berjalan tanpa aturan. Allah memerintah dunia
dengan menciptakan hukum-hukum alam dan dalam memerintah manusia Allah
memberikan firman dan ROHNYA. Sepuluh perintah dan seluruh firman-Nya telah
diberikan kepada manusia untuk mengatur kehidupan religius antara manusia
dengan TUHAN dan berfungsi untuk mengatur hubungan sosial antar sesama manusia.
Kita ingat bagaimana Allah memerintah Israel
mulai dari Mesir sampai ke tanah Perjanjian. Mereka dibela dari penindasan
negeri Mesir, dilepaskan dari ancaman musuh, dipelihara di padang gurun selama 40 tahun, diluputkan dari
kesukaran alam dan sebagainya.
Kita ingat pula bagaimana Allah sendiri memerintah Israel
dengan memanggil nabi-nabi, hakim-hakim, memilih raja-raja bagi mereka. Bahkan
sampai pada hari ini pemerintahan-Nya tidak pernah putus. Demikian juga dengan
gereja-Nya. Allah tidak pernah meninggalkan gereja-Nya dan segala pekerjaan
tangan-Nya.
Secara pribadi kita hidup bukan karena kemauan kita
sendiri, melainkan hidup berada di bawah kekuasaan dan pemerintahan Allah.
Perjalanan hidup kita ada di dalam rancangan, pemeliharaan, pembelaan, didikan
dan bimbingan Allah. Dia tahu kalau kita duduk atau berdiri, kita berjaga atau
tidur. Dia tahu siapa musuh-musuh kita dan bagaimana Dia memberkati orang-orang
yang memberkati kita. Dia tahu cara membela kita dari musuh-musuh kita. Dengan
lengan-Nya yang kuat Dia memerintah bangsa-bangsa. Demikian seterusnya. Dia
tidak pernah terlelap dalam tidur dan tidak sedetikpun meninggalkan kita.
Mata-Nya senantiasa menjelajah ke seluruh bumi untuk mengamat-amati umatnya,
apa yang sedang diperbuat oleh manusia dan apa yang harus dilakukan terhadap
mereka. Dan semuanya itu dimaksudkan untuk mendatangkan kebaikan bagi kita.
“Sesungguhnya,
mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap
akan kasih setia-Nya, untuk melepaskan jiwa mereka dari pada maut dan
memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.” (Mazmur 33:18,19)
“Tetapi
bagian TUHAN ialah umat-Nya, Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya.
Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan
dan auman padang
belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji
mata-Nya.” (Ulangan 32:9,10)
4.
MENYELAMATKAN ADALAH KASIH
Pemeliharaan Allah bukan hanya persoalan perut,
melainkan juga persoalan jiwa dan roh kita. Sejak dunia dijadikan Allah
menghendaki agar manusia tidak jatuh ke dalam dosa. Itulah sebabnya maka Allah
melarang manusia makan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat. Tetapi Iblis
datang kepada manusia sebagai penipu dan oleh kebohongannya manusia jatuh ke
dalam dosa.
Rencana Allah atas keselamatan manusia seakan-akan
telah gagal oleh kejahatan Iblis. Tetapi sesungguhnya tindakan Allah tidak
hanya berhenti sampai di situ. Berturut-turut Dia memanggil Nuh, Abraham,
Yakub, kemudian Yusuf. Nama-nama itu berderet bagaikan matarantai yang tak
terputus sampai dengan Yusuf dan Maria yang melahirkan Tuhan Yesus sebagai
puncaknya.
Puncak rencana keselamatan Allah dilakukan dengan
jalan memberikan anak-Nya sendiri, yaitu Yesus Kristus, Tuhan. Darah dan nyawa
anak-Nya dianugerahkan kepada dunia untuk keselamatan manusia. Nama Yesus
adalah nama yang melebihi segala nama, kuasa-Nya melebihi segala kuasa, dan
segala kuasa ada di tangan-Nya. Di bawah kolong langit ini tidak ada nama yang sanggup
menyelamatkan manusia dari dosa dan hanya Dia-lah satu-satunya jalan menuju
Bapa di sorga.
“Karena
begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16)
“Itulah
sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas
segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit
dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku:
‘Yesus Kristus adalah Tuhan,' bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Filipi
2:9-11)
“Kata Yesus
kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun
yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes
14:6)
“Dan
keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di
bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang
olehnya kita dapat diselamatkan.” (Kisah 4:12)
5.
MEMBAHARUI ADALAH KASIH
Konsep tentang manusia baru adalah karya Allah. Konsep
tentang manusia lama adalah sosok yang sarat dengan tabiat dosa. Tabiat dosa
itu berakar pada keinginan daging yang dimotori oleh Iblis. “Perbuatan daging telah nyata, yaitu:
percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan,
perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh
pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.” (Galatia 5:19-21)
Perbuatan-perbuatan daging ini menjadi penghalang persekuituan
antara manusia dengan Allah. Dengan tegas rasul Paulus menulis: “Sebab mereka
yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang
hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging
adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Sebab
keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk
kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup
dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.Tetapi kamu tidak hidup dalam
daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi
jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.Tetapi jika
Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh
adalah kehidupan oleh karena kebenaran. Dan jika Roh Dia, yang telah
membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang
telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan
juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu. Jadi,
saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging,
supaya hidup menurut daging. Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan
mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu
akan hidup. Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.”(Roma
8:5-14)
Ketidak mungkinan itu telah dipatahkan Allah dengan
menaruh ROHNYA di dalam hidup manusia. Oleh Roh itu tabiat daging dikikis
habis, bahkan dimatikan sama sekali dan digantikan dengan tabiat Roh. Tetapi
buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,
kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri”. Sekarang tembok pemisah
itu telah roboh dan persekutuan dengan Dia telah dibangun kembali. Roh yang
ditaruh di dalam kita menjadi meterai tandan milik bagi-Nya dan kita diangkat
sebagai anak-anak-Nya untuk mewarisi Kerajan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar