Senin, 03 September 2012

Kasih Yang Yesus Ajarkan (1)



ALLAH Adalah KASIH

Surat Yohanes menulis:
“Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.”
(1 Yohanes 4:7,8)

“Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.” (1 Yohanes 4:16)

Pernyataan bahwa Allah Adalah Kasih memberi pengertian kepada kita bahwa:
·         Allah itu sumber kasih.
·         Allah tidak dapat dipisahkan dengan sifat dasarnya yaitu kasih.
·         Barangsiapa mengasihi ia memiliki tabiat Allah.
·         Allah itu limpah dengan kasih.

Allah yang limpah dengan kasih memberi pengertian kepada kita bahwa:
·         Allah itu penuh dengan belas kasihan.
·         Seluruh karya Allah bernuansa kasih.
·         Mustahil Allah membenci.
·         Mustahil Allah tidak mengasihi.
·         Mustahil Allah tidak mengampuni.
·         Kasih Allah terwujud dalam lima karya-Nya, yaitu mencipta, memelihara, memerintah, menyelamatkan dan membaharui.

1.       MENCIPTA ADALAH KASIH
Allah menciptakan dua alam yang berbeda, yaitu alam yang kelihatan dan alam yang tidak kelihatan. Alam yang kelihatan adalah kosmos atau jagad raya, yaitu dunia yang kita tempati ini, sedangkan alam yang tidak kelihatan adalah alam roh. Misalnya malaikat, sorga dan neraka.

Firman-Nya berkata: “Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.”(Kolose 1:15-16)

Penciptaan alam semesta ini berpusat pada manusia. Allah mengasihi manusia dengan dua cara. Pertama, Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya sendiri. Sebagai gambar Allah manusia memiliki karakter seperti Allah dan karenanya manusia layak menerima kasih Allah. Kedua, Allah menganugerahkan segala sesuatu kepada manusia untuk ditaklukkan dan dikuasai. Secara abadi Allah tidak hanya menciptakan manusia menurut gambar-Nya sendiri dan menganugerahkan kepadanya segala-sesuatu, melainkan Allah juga menyediakan kehidupan kekal.

2.       MEMELIHARA ADALAH KASIH
Allah tidak membiarkan apa yang telah diciptakan-Nya, tetapi memeliharanya. Allah mempercayakan kepada manusia untuk memelihara seluruh alam ini, tetapi manusia sendiri dipelihara oleh Allah. Secara jelas pemeliharaan Allah itu dapat kita lihat bagaimana Allah memperhatikan umat Israel. Bermula dari pemanggilan Abram, meluputkan Abraham dari bencana kelaparan dengan memerintahkannya supaya mengungsi ke Mesir, melepaskan umat Israel dari perbudakan di Mesir, menuntun umat Israel kembali ke Tanah Perjanjian, memberi makan umat Israel di padang gurun selama 40 tahun, melindungi dari serangan musuh dan kesulitan alam, dsb. Semuanya itu dilakukukan oleh karena Allah mengasihi umat-Nya.

Perhatikanlah firman-Nya ini: "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?” (Matius 6:25,26,30)

3.       MEMERINTAH ADALAH KASIH
Sejak menciptakan alam ini Allah tidak tinggal diam. Allah tidak membiarkan alam ini berjalan tanpa aturan. Allah memerintah dunia dengan menciptakan hukum-hukum alam dan dalam memerintah manusia Allah memberikan firman dan ROHNYA. Sepuluh perintah dan seluruh firman-Nya telah diberikan kepada manusia untuk mengatur kehidupan religius antara manusia dengan TUHAN dan berfungsi untuk mengatur hubungan sosial antar sesama manusia.

Kita ingat bagaimana Allah memerintah Israel mulai dari Mesir sampai ke tanah Perjanjian. Mereka dibela dari penindasan negeri Mesir, dilepaskan dari ancaman musuh, dipelihara di padang gurun selama 40 tahun, diluputkan dari kesukaran alam dan sebagainya.
Kita ingat pula bagaimana Allah sendiri memerintah Israel dengan memanggil nabi-nabi, hakim-hakim, memilih raja-raja bagi mereka. Bahkan sampai pada hari ini pemerintahan-Nya tidak pernah putus. Demikian juga dengan gereja-Nya. Allah tidak pernah meninggalkan gereja-Nya dan segala pekerjaan tangan-Nya.

Secara pribadi kita hidup bukan karena kemauan kita sendiri, melainkan hidup berada di bawah kekuasaan dan pemerintahan Allah. Perjalanan hidup kita ada di dalam rancangan, pemeliharaan, pembelaan, didikan dan bimbingan Allah. Dia tahu kalau kita duduk atau berdiri, kita berjaga atau tidur. Dia tahu siapa musuh-musuh kita dan bagaimana Dia memberkati orang-orang yang memberkati kita. Dia tahu cara membela kita dari musuh-musuh kita. Dengan lengan-Nya yang kuat Dia memerintah bangsa-bangsa. Demikian seterusnya. Dia tidak pernah terlelap dalam tidur dan tidak sedetikpun meninggalkan kita. Mata-Nya senantiasa menjelajah ke seluruh bumi untuk mengamat-amati umatnya, apa yang sedang diperbuat oleh manusia dan apa yang harus dilakukan terhadap mereka. Dan semuanya itu dimaksudkan untuk mendatangkan kebaikan bagi kita.

“Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya, untuk melepaskan jiwa mereka dari pada maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.” (Mazmur 33:18,19)

“Tetapi bagian TUHAN ialah umat-Nya, Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya. Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya.” (Ulangan 32:9,10)

4.       MENYELAMATKAN ADALAH KASIH
Pemeliharaan Allah bukan hanya persoalan perut, melainkan juga persoalan jiwa dan roh kita. Sejak dunia dijadikan Allah menghendaki agar manusia tidak jatuh ke dalam dosa. Itulah sebabnya maka Allah melarang manusia makan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat. Tetapi Iblis datang kepada manusia sebagai penipu dan oleh kebohongannya manusia jatuh ke dalam dosa.

Rencana Allah atas keselamatan manusia seakan-akan telah gagal oleh kejahatan Iblis. Tetapi sesungguhnya tindakan Allah tidak hanya berhenti sampai di situ. Berturut-turut Dia memanggil Nuh, Abraham, Yakub, kemudian Yusuf. Nama-nama itu berderet bagaikan matarantai yang tak terputus sampai dengan Yusuf dan Maria yang melahirkan Tuhan Yesus sebagai puncaknya.
Puncak rencana keselamatan Allah dilakukan dengan jalan memberikan anak-Nya sendiri, yaitu Yesus Kristus, Tuhan. Darah dan nyawa anak-Nya dianugerahkan kepada dunia untuk keselamatan manusia. Nama Yesus adalah nama yang melebihi segala nama, kuasa-Nya melebihi segala kuasa, dan segala kuasa ada di tangan-Nya. Di bawah kolong langit ini tidak ada nama yang sanggup menyelamatkan manusia dari dosa dan hanya Dia-lah satu-satunya jalan menuju Bapa di sorga.

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16)

“Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: ‘Yesus Kristus adalah Tuhan,' bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Filipi 2:9-11)

“Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6)

“Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” (Kisah 4:12)

5.       MEMBAHARUI ADALAH KASIH
Konsep tentang manusia baru adalah karya Allah. Konsep tentang manusia lama adalah sosok yang sarat dengan tabiat dosa. Tabiat dosa itu berakar pada keinginan daging yang dimotori oleh Iblis. “Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.” (Galatia 5:19-21)

Perbuatan-perbuatan daging ini menjadi penghalang persekuituan antara manusia dengan Allah. Dengan tegas rasul Paulus menulis: “Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu. Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging. Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup. Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.”(Roma 8:5-14)

Ketidak mungkinan itu telah dipatahkan Allah dengan menaruh ROHNYA di dalam hidup manusia. Oleh Roh itu tabiat daging dikikis habis, bahkan dimatikan sama sekali dan digantikan dengan tabiat Roh. Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri”. Sekarang tembok pemisah itu telah roboh dan persekutuan dengan Dia telah dibangun kembali. Roh yang ditaruh di dalam kita menjadi meterai tandan milik bagi-Nya dan kita diangkat sebagai anak-anak-Nya untuk mewarisi Kerajan-Nya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar