Pengertian Etika :
Kata Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos
” artinya kebiasaan, adat. Kata ethos lebih berarti kesusilaan, perasaan batin,
atau kecendrungan hati dengan mana seseorang melakukan perbuatan.
Dalam bahasa Latin istilah ethos dan ethikos
itu disebutkan dengan kata mos dan moralitas. Oleh sebab itu
kata “etika”sering dikaitkan dengan kata “moral ”.
Dalam bahasa Indonesia kata etika berarti
kesusilaan, berasal dari kata sila (bahasa Sansekerta) artinya :
·
Norma (kaidah),
peraturan hidup, perintah.
·
Keadaan batin terhadap peraturan hidup (sikap, siasat
batin, perilaku, sopan santun)
Kesusilaan ini mau menerangkan
dan menunjukkan bahwa arti kata “su ” itu baik, bagus. Jadi kesusilaan
itu berkaitan dengan yang baik, bagus. Secara teologis etika bergerak pada
lapangan kesusilaan, artinya kesusilaan bertalian dengan norma-norma yang
seharusnya berlaku, dengan ketaatan batiniah pada norma-norma itu.
Etika termasuk golongan ilmu
normatif. Ia menunjukan masalah tentang apa yang baik.
Dari pengamatan sekilas terhadap
hidup, kita mengenal bahwa tidak ada hal yang pasti dalam hidup ini, kecuali
senantiasa berubah. Perubahan itu ada yang terlihat jelas, ada juga yang sulit
diamati.
Perubahan-perubahan itu
ditimbulkan oleh berbagai faktor antara lain :
a.
Faktor
Internal
- Perasaan ingin tahu untuk coba-coba
- Emosi yang masih labil
- Pikiran yang terlalu idealistik
- Rasa solidaritas dan spontanitas yang tinggi
b. Faktor
Eksternal
- Lingkungan yang kadang-kadang tidak bersahabat
- Berpacaran dengan tidak mengetahui batasannya sehingga terjadilah sex bebas
- Bergonta-ganti pacar supaya tidak jomblo (ket : single)
- Nge-dugem (ket: bergelimang dunia gemerlap di café – diskotik);
- nge-boat (ket: baca nge-bo-át , meminum obat terlarang);
- nge-drop-in (ket: mampir ke tempat tertentu untuk tujuan tidak baik ?)
- dan nge-seks (ket: melakukan hubungan seks bebas) dianggap biasa-biasa saja
- Tampil beda dengan pakaian yang serba ketat sehingga membuat lawan jenis terangsang
- Nge-bokep (ket: baca nge-bo-kèp, nonton blue-film) sehingga merangsang untuk melakukan apa yang ditonton.
Hal-hal tersebut seringkali dianggap sebagai kemajuan
jaman karena tidak mau dicap sebagai “anak mami”. Dalam pergaulan seharusnya
kita mempunyai batasan-batasan etika pergaulan yang benar sebagai pemuda/i
Kristen.
Batasan-batasan yang
harus diketahui ialah :
Apa arti cinta, sex, pacaran
(LOVE, SEX and DATING = LSD)
1.
Apa CINTA itu ?
Kata Cinta dalam bahasa Inggris Charity, kata
Latin Caritas (diambil dari kata Carus yang berarti Yang
disenangi, yang bernilai) adalah padanan kata Yunani “agape”
Kasih Allah kepada manusia. (1 Korintus 13). Kasih “Agape ” tidak pernah dipakai dalam
bentuk kata benda, tetapi kata kerja “agapao ” berarti menyambut
dengan sayang seorang anak atau teman. Kasih “agapao ”dihubungkan
dengan pilihan dan selalu bersifat positif
Agape menghendaki, merencanakan dan melakukan segala
sesuatu bagi orang yang dikasihi demi / untuk kebahagiaan, kesuksesan orang
yang kita kasihi. Motivasi perbuatan agape adalah untuk kebaikan, kebahagiaan
orang lain (baca 1 Yohanes 4 : 7 – 21; 1 Korintus
13 : 1 – 7; Yohanes 14 : 15, 21, 23; Matius 5 : 43; Markus 12 : 30, 31)
a.
PHILIA
Philia (bahasaYunani) berbicara tentang rasa
persahabatan. Philia dalam perjanjian baru (PB) adalah kasih persaudaraan.
Sifat – sifat Philia :
Philia mempunyai unsur perasaan, emosi kehangatan dan
mengandung kesetiakawanan.
Philia ada karena hubungan. Philia mungkin ada diantara
saudara, teman, guru – murid, suami – istri, majikan – pegawai.
Philia tidak begitu stabil. Hal ini terlihat daalm
hubungan antara teman, kadang hari ini sayang, besok benci (Roma 12 : 19; Ibrani 13 : 1, 1 Petrus 3 : 8 – 9; 1 Tesalonika
4 : 9).
b. EROS
Kata Cinta dalam Inggris Love berarti cinta,
asmara (to fall in love = jatuh cinta; to make love =
bercinta- cintaan, merayu, mencumbu ; dalam bahasa Yunani disebut “Stergo”
kasih yang mengandung arti kemesraan (Roma 12 : 10)
Eros selalu menggunakan kata – kata romantis yang membuat
bulu kuduk merinding bukan karena takut tapi cinta.
Eros – adalah sesuatu yang wajar pada manusia. ini merupakan
pemberian Allah pada manusia dan tidak bersifat negatif / jelek. Eros adalah
positif. Karena itu eros harus digunakan secara bertanggung-jawab yaitu dalam
pernikahan (sesuai maksud Allah yang mulia). Jika kita menggunakan Eros diluar
pernikahan berarti perusakkan terhadap pemberian / maksud Allah.
2. Apa yang dimaksud dengan pacaran itu ?
Kata pacar dalam bahasa Inggris – “Dating ” yang
berarti perkenalan, berkencan. Pacar = bunga; Berpacaran = menjadi pemelihara
bunga. Sebagai pemelihara kita harus : merawat, menjaga, menanti dengan sabar
bunga itu mengembang
a.
Tahap-tahap
berpacaran :
·
Saling melihat /
berkenalan
·
Saling tertarik
·
Saling pendekatan
b.
Pedoman
berpacaran :
·
Tempat yang tepat
·
Waktu yang tepat
·
Penguasaan diri
yang tepat
·
Pengertian yang
tepat tentang pacaran
·
Menghindari diri dari pacaran yang tidak tepat, Ingatlah selalu:
Cinta EROS kita terima dari Allah bukan dari kekasih itu
·
Berpacaran dengan
orang yang tepat
·
Apakah dia orang yang takut akan Tuhan
·
Apakah dia orang yang mengasihiTuhan dan Firman- Nya
3.
Apa yang dimaksud dengan seks itu ?
Seksualitas merupakan hal yang sulit untuk didefinisikan
karena menyangkut banyak aspek kehidupan dan diekspresikan dalam bentuk
perilaku yang beraneka ragam. sedangkan kesehatan seksual telah didefinisikan
oleh WHO (1975) sebagai “pengintegrasian aspek emosional, intelektual, dengan
cara yang positif, memperkaya dan meningkatkan kepribadian, komunikasi, dan
cinta”. Apakah seks dan seksualitas merupakan sesuatu yang sama ? Ternyata
kebanyakan orang memahami sekualitas sebatas istilah seks, padahal antara seks
dengan seksualitas merupakan hal yang berbeda. kata seks sering digunakan dalam
dua hal, yaitu:
- Aktivitas seksual genital
- Label gender (jenis kelamin).
Seksualitas
memiliki arti yang lebih luas karena meliputi bagaimana seseorang merasa
tentang diri mereka dan bagaimana mereka mengkomuniksikan perasaan tersebut
terhadap orang lain melalui tindakan yang dilakukannya seperti, sentuhan,
ciuman, pelukan, senggama, atau melalui perilaku yang lebih halus seperti
isyarat gerak tubuh, etika berpakaian.
Banyaknya variasi seksualitas dan perilaku seksual
membutuhkan perspektif yang holistik (menyeluruh). Bagaimanapun seksualitas dan
kesehatan seksual memiliki banyak dimensi antara lain:
- Dimensi sosiokultural
- Agama dan etika
- Psikologis
- Biologis.
a. Dimensi
Sosiokultural
Merupakan dimensi yang melihat bagaimana seksualitas
muncul dalam relasi antar manusia, bagaimana seseorang menyesuaikan diri dengan
tuntutan peran dari lingkungan sosial, serta bagaimana sosialisasi peran dan
fungsi seksualitas dalam kehidupan manusia. Misalnya bagi bangsa Timur,
khususnya Indonesia, melakukan hubungan intim (senggama) di luar nikah
merupakan sebuah aib.
b.
Dimensi Agama dan Etika
Seksualitas berkaitan dengan standar pelaksanaan agama
dan etika. Jika keputusan seksual yang ia buat melawati batas kode etik individu
maka akan menimbulkan konflik internal, seperti perasaan bersalah, berdosa dan
lain-lain. Sikap mengenai seksualitas memiliki rentang mulai dari pandangan
tradisional (hubungan seks hanya boleh dalam perkawinan) sampai dengan sikap
yang memperbolehkan sesuai dengan keyakinan individu tentang perbuatannya.
Misalnya:
Seseorang meyakini kalau hubungan seks diluar nikah itu
tidak diperbolehkan menurut agama atau etika, tapi karena kurang bisa
mengendalikan diri, ia tetap melakukan juga. Michael et al (1994) membagi sikap
dan keyakinan individu tentang seksualitas menjadi 3 kategori:
1) Tradisional :
Keyakinan keagamaan selalu dijadikan pedoman bagi
perilaku seksual mereka. Dengan demikian homo seksual, aborsi, dan hubungan
seks pranikah dan di luar nikah selalu dianggap sebagai sesuatu yang salah.
2) Relasional :
Berkeyakinan bahwa seks harus menjadi bagian dari
hubungan saling mencintai, tetapi tidak harus dalam ikatan pernikahan.
3) Rekreasional :
Menyatakan bahwa kebutuhan seks tidak ada kaitannya dengan
cinta.
Seks itu pada dasarnya sama dengan makan, minum, tidur
dan berolah-raga. Seks itu indah dan baik sebagai, anugerah Allah (Kejadian 1 : 31). Hubungan Seks itu harus dilakukan dalam konteks
perjanjian antara Allah dan manusia yang bermuara pada perkawinan. (bandingkan Efesus 5 : 22-33).
Jika kita melakukannya di luar konteks perjanjian (covenant)
Allah dan berarti merusak anugerah Allah.
Setiap orang selalu membutuhkan teman / sahabat atau
dalam pergaulannya. Pergaulan merupakan suatu hubungan yang meliputi tingkah
laku seseorang. Pergaulan merupakan suatu hubungan antar pribadi yang tidak
dapat dihindari. Seringkali dalam pergaulan kita menemui kesulitan yang
menimbulkan persoalan pribadi, sehingga dapat menggoncangkan jiwa dan
menghambat / merugikan perkembangan pribadi yang bersangkutan.
Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam pergaulan :
- Pengenalan individu
- Pengertian terhadap individu
- Setiap individu mempunyai kekurangan dan kelebihannya
- Keterbukaan diri
- Menghormati hak –hak individu
- Setia
- Jujur
Ciri-ciri pergaulan yang baik:
- Tidak mementingkan diri sendiri tanpa syarat di dalamnya
- Bersifat teguh
- Bersedia berkorban
- Bersifat berguna / berfaedah
Melalui pergaulan kita memiliki sahabat. Persahabatan
harus membuat hidup saudara lebih maju dan bergairah dalam menjalani hidup ini.
Sebagai orang percaya yang masih terus melanjutkan perjalanan ini menatap masa
depan yang gilang gemilang, kita dituntut untuk taat dan setia dengan :
- Sikap selektif (tahu memilih)
- Sikap kritis (tahu menilai)
Sehingga kita tidak terjerumus ke dalam hal-hal negatif
misalnya :
- Nge-dugem
- Nge-drop-in
- Nge-boat
- Nge-seks
Jika kita melakukan hal-hal tersebut, maka kita akan
menjadi batu sandungan bagi keluarga, gereja dan masyarakat .
Ingatlah selalu : 1 Timotius 4 : 12
“Jangan seorangpun menganggap engkau rendah, karena
engkau muda, jadilah teladan bagi orang-orang percaya dalam perkataanmu, dalam
tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu”.
Buku bacaan :
- Etika Kristen Bagian Umum ---Dr J Verkuyl – BPK Gunung Mulia
- Etika Sexual ---Dr J Verkuyl – BPK Gunung Mulia
- Pengambilan keputusan Etis dan faktor-faktor di dalamnya –Malcolm Brownlee BPK Gunung Mulia
- Ensiklopedi Perjanjian Baru –Xavier Leon – Dufour
- Wahyudi,K.2000 KesehatanReproduksi Remaja. Lab Ilmu Kedokteran Jiwa FK UGM Jogjakarta .
- Purnawan, I. 2004. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pada Anak Jalanan di Stasiun Kereta Api Lempuyangan Jogjakarta. Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran UGM
Trimakasih. Gb
BalasHapus