Pertanyaan ini muncul dari
seorang (sebutlah namanya David). Pemasalahannya ketika David menanyakan hal ini, dia sedang dalam posisi bertunangan dengan orang yang tidak
seiman. Alasannya adalah :
- David akan mengajarkan istrinya nanti mengenai ajaran ke-Kristenan.
- Yang penting Cinta, cinta akan mengatasi segala perbedaan.
- Yesus saja mencintai semua bangsa, bahkan mau bergaul dengan orang Samaria (orang yang tidak kudus).
Jawaban dari pertanyaan ini sangat sederhana. TIDAK. Namun, marilah kita melihat apa kata
Alkitab.
PASANGAN YANG TIDAK SEIMBANG
Ayat yang seringkali kita berikan adalah 2 Korintus 6:14
Dalam bahasa asli, kata "pasangan yang tidak seimbang" adalah "heterozugeo" yang berasal dari akar kata "heteros" yang berarti "lain, berubah, berbeda atau bertentangan". Sedangkan kata lainnya adalah "zugos" yang berarti "pasangan".
Istilah ini sebenarnya digunakan
bagi hewan yang menarik bajak (menggunakan kuk), tapi pasangan kerjanya tidak
seimbang.
MASALAHNYA APA?
Mungkin banyak dari Anda yang
bertanya, "apa masalahnya dengan pernikahan dengan yang tidak
seiman?". Mungkin Anda berpikir bahwa Anda
memiliki banyak kesamaan dengan pasangan yang tidak seiman, namun ada satu
perbedaan yang sangat fatal.
1. BERHALA
Alkitab mengajarkan kita untuk
menjauhi berhala. Apa yang dimaksud dengan berhala? Berhala adalah sesuatu yang
dijunjung sama tingginya atau bahkan lebih tinggi daripada sanjungan kita
kepada Tuhan.
Dalam keKristenan kita percaya
bahwa pernikahan adalah proses antara suami dan istri menjadi satu daging.
Matius 19:5 "Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging".
Ketika kita menjadi satu daging, maka ada bagian dari tubuh kita yang tidak menyembah Yesus (bagian dari pasangan kita yang tidak seiman). Dan itu akan menjadi batu sangdungan bagi kita sendiri.
Matius 5:30 " Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa daripada tubuhmu dengan utuh masuk neraka"
2. PERZINAHAN
Jika kita memahami bahwa sejak
Perjanjian Lama Tuhan melarang pernikahan yang berbeda iman (baca Ezra 10:11), maka kita harus mengambil kesimpulan bahwa
PERNIKAHAN BEDA IMAN TIDAK DIBERKATI TUHAN. Bahkan saya berani berkata,
walaupun pasangan itu diberkati di gereja, saya percaya Tuhan tidak memberkati
pasangan tersebut. Alasannya sederhana, karena Tuhan tidak akan melawan apa
yang difirmankanNya.
Jika suami dan istri diberkati Tuhan, maka hubungan seksual yang mereka lakukan adalah hubungan suci. Tapi jika ada seorang laki-laki dan perempuan yang melakukan hubungan seksual dan belum diberkati, maka mereka hidup dalam perzinahan.
Selama mereka tidak diberkati Tuhan, maka mereka hidup dalam perzinahan. Karena Tuhan hanya memberkati pasangan yang seiman.
Jika suami dan istri diberkati Tuhan, maka hubungan seksual yang mereka lakukan adalah hubungan suci. Tapi jika ada seorang laki-laki dan perempuan yang melakukan hubungan seksual dan belum diberkati, maka mereka hidup dalam perzinahan.
Selama mereka tidak diberkati Tuhan, maka mereka hidup dalam perzinahan. Karena Tuhan hanya memberkati pasangan yang seiman.
PACARAN DENGAN ORANG YANG TIDAK SEIMAN
Untuk permasalahan ini, kita tetap berpegang pada ajaran Alkitab, dimana Alkitab sama sekali tidak melarang tentang hal itu. Namun kita harus mengerti bahwa tindakan ini memiliki resiko yang sangat besar dan bisa menimbulkan permasalahan.
Memang kita tidak bisa menutup
kemungkinan, bahwa mungkin saja dalam masa pacaran tersebut, kita memiliki
kesempatan untuk mengajarkan orang tersebut ajaran mengenai ke-Kristenan. Bahkan
ada beberapa orang yang menyebutnya dengan "berpacaran sekaligus melakukan
misi penginjilan". Namun dalam konteks Indonesia, secara statistik, sangat
jarang orang yang berpindah menjadi Kristen selama masa pacaran.
Namun untuk pandangan ini, kita harus memiliki garis yang jelas, "JANGAN MENIKAH
DENGAN PASANGAN YANG MASUK KRISTEN HANYA KARENA INGIN MENIKAHI ANDA".
Ya, jangan pernah menikahi orang
seperti itu. Ada banyak temuan bahwa dimana sang lelaki bersedia dibaptis
dan mengaku menjadi Kristen, sehingga kebutuhannya hanya untuk bisa diberkati di gereja saja.
Kita hanya boleh menikahi orang yang masuk Kristen karena percaya Yesus.
Mengapa?
Orang yang menerima Yesus dengan
alasan pribadi, akan jauh menyayangi Anda karena dia mengenal pribadi Yesus
dengan lebih dalam.
BAGAIMANA DENGAN YANG SUDAH TERLANJUR MENIKAH DENGAN ORANG YANG TIDAK SEIMAN?
Alkitab menjawab dalam 1 Korintus
7:12-16
"kalau
ada seorang saudara beristerikan seorang yang tidak beriman dan perempuan itu
mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah saudara itu menceraikan
dia. Dan kalau ada seorang isteri bersuamikan seorang yang tidak beriman
dan laki-laki itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah ia menceraikan
laki-laki itu. Karena suami yang tidak beriman itu dikuduskan oleh
isterinya dan isteri yang tidak beriman itu dikuduskan oleh suaminya. Andaikata
tidak demikian, niscaya anak-anakmu adalah anak cemar, tetapi sekarang mereka
adalah anak-anak kudus.
Tetapi
kalau orang yang tidak beriman itu mau bercerai, biarlah ia bercerai; dalam hal
yang demikian saudara atau saudari tidak terikat. Tetapi Allah memanggil kamu
untuk hidup dalam damai sejahtera. Sebab
bagaimanakah engkau mengetahui, hai isteri, apakah engkau tidak akan
menyelamatkan suamimu? Atau
bagaimanakah engkau mengetahui, hai suami, apakah engkau tidak akan
menyelamatkan isterimu?"
KESIMPULAN
Alkitab jelas mengatakan seorang Kristen tidak boleh menikah dengan orang yang tidak seiman. Mengharapkan pasangan kita menjadi Kristen setelah pernikahan terjadi bukanlah pilihan yang bijaksana, dan berisiko menghadirkan konflik serta rasa frustasi.
Pacaran dengan orang yang
tidak seiman juga sebenarnya akan menjadi masalah (namun sebakaiknya kita tetap berpatokan
dengan Alkitab, bahwa Alkitab tidak melarang), walaupun ada kemungkinan orang
tersebut mengenal Yesus melalui fase pacaran ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar